Dosen Pembimbing :
Nurwani Purnama Aji, S.Farm., Apt
DISUSUN OLEH :
1.
Reka Nanda Sari 14070082
2.
Reza Rosita 14070085
3.
Sara Purnama Sari 14070095
4.
Serwan Ahmadi 14070096
5.
Restuchiantary
Mayasari 14070083
6.
Revania Suakayita 14070084
7.
Tri Dewi Zakinah 14070099
8.
Yepi Ema Fitri Ariani 14070110
KELAS : A1
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KATA PENGANTAR
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Puji syukur kami panjatkan
atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya serta nikmat kesehatanNyalah
kami selaku kelompok IV mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dalam batas waktu yang telah ditentukan oleh guru
bidang study K3, walaupun kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini jauh
dari kesempurnaan dan jauh dari harapan kami. Oleh Karena itu kami selaku
penyusun makalah ini dengan senang hati menerima kritikan dn masukan-masukan
agar makalah kami dapat lebih baik nantinya.
Demikian, kami sebagai penyusun
makalah ini berharap agar penulisan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga dengan adanya makalah
kami ini, kita dapat mengetahui berbagai banyak informasi tentang Desinfeksi,
Dekontaminasi Dan Sterilisasi nantinya. آمِيْنُ
Bengkulu,
Oktober 2014
Penulis,
Kelompok IV |
i
|
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………… i
Daftar isi……………………………………………………………….. ii
Bab 1
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang…..……………………………………………… 1
B.
Tujuan…………………………………………………………... 1
C.
Rumusan masalah………………………………………………. 2
Bab II Pembahasan
A.
Devinisi
Desinfeksi…………………………………………….. 3
B.
Factor pengarunya
desinfeksi………………………………….. 3
C.
Devinisi
Dekontaminasi……………………………..…………. 3
D.
Tujuan
Dekontaminasi……………………………….………… 3
E.
Devinisi Sterilisasi……………………………………….…...... 4
F.
Tujuan Sterilisasi……………………………………………..… 4
G.
Macam-macam
Sterilisasi…………………………………….... 5-8
Bab
III Penutup
A.
Kesimpulan…………………………………………………….. 9
Daftar pustaka………………………………………………………… 10
ii
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang
penting dan rasional adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang
dianjurkan. Setiap petugas kesehatan baik yang bertugas di RS maupun di klinik
rawat jalan mempunyai resiko untuk terkena infeksi dari pasien yang sedang
ditanganinya. Selain itu juga dapat menularkan infeksi dari pasien satu ke
pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non medis yang digunakan dan sudah
terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila petugas tidak melakukan
prosedur yang benar dalam menangani alat-alat/intrumen yang bekas pakai (daur
ulang). Proses dekontaminasi, pemberisihan, dan desinfeksi merupakan proses
yang sangat menentukan dalam menjamin alat-alat yang akan disterilkan bebas
dari sisa-sisa bahan infeksi. Proses ini harus mampu menurunkan kemungkinan
infeksi pada petugas yang melaksanakan pembersihan dan persiapan alat untuk
disterilkan. Kegagalan pada proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
infeksi. Infeksi di rumah sakit merupakan masalah serius yang menggambarkan
mutu pelayanan ruamh sakit dan oleh karena itu harus ditangani dengan baik.
Petugas yang melakukan pekerjaan ini harus terlatih dan trampil serta
dilengkapi alat pelindung.
B.
Tujuan
1.
Agar membuat
Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Desinfeksi, Dekontaminasi, Dan
Sterilisasi.
2.
Mengetahui berbagai
cara mensterilkan Alat-alat.
3.
Membuat Mahasiswa
menjadi tahu tentang Tujuan dari Dekontaminasi dan Sterilisasi.
1
|
C.
Rumusan Masalah
1.
Devinisi dari
Desinfeksi, Dekontaminasi dan Sterilisasi
2.
Macam-macam
Sterilisasi
3.
Factor-factor
terjadinya Desinfeksi
2
|
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DESINFEKSI
Desinfeksi
adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan organisme patogen pada
benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair.
Hasil proses
desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
·
Beban organik
(beban biologis) yang dijumpai pada benda.
·
Tipe dan tingkat
kontaminasi mikroba.
·
Pembersihan/dekontaminasi
benda sbelumnya.
·
Konsentrasi desinfektan
dan waktu pajanan
·
Struktur fisik
benda
·
Suhu dan PH dari
proses desinfeksi
B.
DEKONTAMINASI
Membuang
semua material yang tampak (debu,kotoran) pada benda,lingkungan,permukaan kulit
dengan menggunakan sabun, air dan gesekan.
Tujuan prosedur
dekontaminasi:
1.
Untuk mencegah
penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan.
2.
Untuk membuang
kotoran yang tampak.
3.
Untuk membuang
kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
3
|
4.
Untuk menyiapkan
semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril atau desinfektan.
5.
Untuk melindungi
personal dan pasien.
6.
Terdapat 3 tingkat
desinfeksi:
-
Desinfeksi tingkat
tinggi
Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.
-
Desinfeksi tingkat
sedang
Membunuh
bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
-
Desinfeksi tingkat
rendah
Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa
jamur tetapi tidak dapat
membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.
C.
STERILISASI
Defenisi
:
Secara
komplit membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang
telah didekontaminasi dengan tepat.
Tujuan :
Memusnahkan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin
telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
Hal-Hal Yang Perlu
Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Sterilisasi
1.
Sifat bahan yang
akan disterilkan
2.
Metode yang paling
mudah, murah namun cukup efektif.
3.
Bila terdapat
beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah dipilih cara yang
baik.
4
|
Sterilisasi dapat
dilakukan dengan cara:
1)
Sterilisasi dengan
pemanasan kering
a.
Pemijaran/flambir
Cara
ini dipakai langsung, cara ini sederhana, cepat dan dapat menjamin
sterilisasinya,hanya penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja,
misalnya:
- Benda-benda dari logam (instrument)
- Benda-benda dari kaca.
- Benda-benda dari porselen.
Caranya:
Siapkan
: - Bahan yang disterilkan
- Waskom besar yang
bersih
- Brand spritus
-
Korek
api.
i.
Kemudian brand
spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan
dengan api.
ii.
Alat-alat instrumen
dimasukkan ke dalam nyala api.
b.
Dengan cara udara
panas kering
Cara ini pada dasarnya adalah merupakan
suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah.
Adapun alat yang
dapat dilakukan dengan cara ini:
-
Benda-benda dari
logam.
-
Zat-zat seperti
bubuk, talk,vaselin,dan kaca.
5
|
Caranya :
i.
Alat bahan harus
dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
ii.
Dikeringkan dengan
lap dan diset menurut kegunaannya
iii.
Berilah indikator
pada setiap set
iv.
Bila menggunakan
pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil.
v.
Oven harus
dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
vi.
Kemudian alat
dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.
2)
Sterilisasi dengan
pemanasan basah.
Ada
beberapa cara :
a.
Dimasak dalam air
biasa.
Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif
dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar
efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.
Caranya :
i.
Alat atau bahan
instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
ii.
Kemudian dimasukkan
langsung ke dalam air mendidih.
iii.
Tambahkan nitrit 1%
dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
iv.
Waktu pensterilan
30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
v.
Seluruh permukaan
harus terendam.
vi.
Dengan uap air.
6
|
Cara
ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang
bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang
akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya :
i.
Alat-alat yang akan
disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
ii.
Kemudian dibungkus
dan dimasukkan dalam dandang
c.
Sterilisasi dengan
uap air bertekanan tinggi.
Jenis
sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam
setiap rumah sakit.menggunakan alat yang disebut autoclave.
Caranya :
i.
Alat-alat atau
bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
ii.
Kemudian diset
menurut penggunaannya dan diberi indikator.
iii.
Kemudian dibungkus
kain/kertas.
iv.
Masukkan alat/bahan
yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
3.Sterilisasi
dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila
dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada
bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan
karena keadaan.
Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.
4.
Sterilisasi dengan
radiasi.
a.
Radiasi ultraviolet
7
|
Misalnya:
di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya harus steril.Hal ini dapat
dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi
ultraviolet.
5.
Sterilisasi dengan filtrasi
Cara
ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara
disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).
- Tujuannya :
Filtrasi
cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem
irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang
membutuhkan adanya cairan steril.
Jenis
filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman.
Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.
8
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas,
penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :
- Tujuan sterilisasi yaitu Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
- Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan yang sudah terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara dekontaminasi,pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.
- Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit menular.
- Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi merupakan langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai.
9
|
DAFTAR PUSTAKA
Siri
Hadioetomo,Ratna. 1993.Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. PT Gramedia: Jakarta
Penn. 1991. Peralatan
Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo, 2005.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Volk, W. and Wheller, M., 1988, diterjemahkan oleh Markham, Mikrobiologi Dasar. , Erlangga, Jakarta
10
|
8
|
8
|
baguss....
BalasHapus